Mengenal Lebih Jauh Hipertensi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi sering disebut sebagai ”silent killer” atau pembunuh secara diam-diam karena umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi, hanya tiba-tiba meninggal tanpa diketahui sebab yang pasti.
Hipertensi seseorang dapat diukur melalu tekanan darahnya dengan menggunakan manometer air raksa yang biasa disebut tensimeter, dinyatakan sebagai tekanan sistolis dan diastolik. Sistolik adalah tekanan yang diberikan pada dinding pembuluh darah saat jantung berkontraksi atau menguncup, sedangkan diastolik adalah tekanan yang diberikan pada saat jantung berelaksasi atau mengembang. Tekanan darah pada setiap orang berbeda tergantung dari jenis kelamin, pekerjaan, perasaan, dan umur. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka tensi darah akan meningkat yang dapat mengarah pada hipertensi.
Kritetia tekanan darah menurut Joint National Committe on Prevention (dipublikasikan Mei 2003) adalah:
- Normal : <120 / 80 mmHg
- Prehipertensi : 120 – 139 / 80 – 89 mmHg
- Hipertensi tingkat 1 : 140 – 159 / 90 – 99 mmHg
- Hipertensi tingkat 2 : > 160 / 100 mmHg
Hipertensi berhubungan dengan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular (CVD). Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko terjadinya serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Pada usia lebih dari 50 tahun, tekanan sistolik yang lebih dari 140 mmHg merupakan faktor risiko yang penting terjadinya CVD dibandingkan dengan tekanan diastolik. Tekanan sistolik yang tinggi lebih sulit dikontrol dibandingkan dengan tekanan diastolik yang tinggi.
Penyebab Hipertensi dan gejalanya:
- Hipertensi essensial atau primer, adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi antara lain genetik, lingkungan, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta kelainan darah (polisitemia).
- Hipertensi sekunder atau renal, penyebab spesifiknya sudah diketahui, seperti gangguan hormonal, penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah ginjal, berhubungan dengan kehamilan, dll.
Umumnya gejala yang timbul dari penyakit hipertensi adalah pusing, emosi yang labil, telinga berdengung, mimisan, sulit tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang. Parahnya lagi, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan organ yaitu kerusakaan organ mata, ginjal, jantung dan otak.
Memiliki gaya hidup sehat merupakan langkah pencegahan paling baik untuk menghindari penyakit hipertensi yang mematikan. Berikut pola hidup sehat yang dianjurkan:
- Kurangi konsumsi garam dapur karena kandungan Natrium didalamnya dapat menahan pengeluaran air sehingga tekanan darah dapat naik.
- Perbanyak konsumsi Kalium dan Kalsium dengan cara mengkonsumsi buah-buahan, sayur dan makanan yang rendah lemak.
- Tingkatkan aktivitas fisik dengan cara berolah raga seperti jalan cepat setidaknya 30 menit/hari. Atau minimal 3-4 kali dalam seminggu.
- Hindari kebiasaan buruk seperti merokok, begadang dan minum alkohol.
- Miliki hidup yang positif, hindari stres baik fisik maupun mental.