Ancaman Diabetes Mengintai Siapapun

Diabetes telah menjadi salah satu momok penyakit yang paling mengerikan di dunia. Bagaimana tidak, berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa setidaknya di tahun 2012, penyakit yang disebut “silent killer” ini telah menyerang 371 juta manusia di seluruh dunia dan yang lebih seram penyakit ini tidak bisa disembuhkan.

Dari data International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa Indonesia sudah menempati posisi ke-7 sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak, yakni diangka populasi 8,5 juta orang. Namun yang menjadi kekhawatiran adalah data terbaru tahun 2015 yang ditunjukkan oleh Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) mengatakan jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai 9,1 juta orang. Kali ini Indonesia disebut-sebut telah bergeser naik, dari peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-5 teratas diantara negara-negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dunia. Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) pun memperkirakan penderita diabetes di Indonesia dapat mengalami peningkatan menjadi sekitar 21,3 juta orang di tahun 2030.

Diabetes atau yang sering dikenal sebagai penyakit kencing manis ini terjadi akibat adanya kelainan metabolisme dimana kadar gula darah melebih batas normal. Diabetes dibedakan menjadi diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 merupakan tipe diabetes yang timbul karena faktor genetik (keturunan) sehingga biasanya kemunculan diabetes tipe ini tidak dapat dicegah, dan penderita akan bergantung pada suntik hormon insulin seumur hidupnya. Diabetes Tipe 1 dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh.

 Sedangkan diabetes tipe 2 muncul akibat gaya hidup tidak sehat. Sebanyak 85%-95% kasus diabetes yang terjadi di dunia merupakan diabetes tipe 2. Saat seseorang menderita diabetes tipe 2 maka ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu, sel beta yang terdapat dalam pankreas produksi insulinnya tidak mencukupi, atau produksinya cukup namun tubuh resisten terhadap insulin. Kedua keadaan ini akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah akan meningkat.

Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki berat badan berlebih dan kurang gerak. Diabetes tipe 2 dapat diatasi dengan pengobatan oral dan penyuntikan insulin apabila obatnya tidak efektif. Namun mengingat diabetes tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikendalikan, maka sebaiknya Anda mengetahui dan melakukan beberapa tindakan berikut ini untuk mencegah penyakit diabetes.

  • Mengatur pola makan dan nutrisi harian
    Menyantap makanan dengan pola makan teratur dimaksudkan untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi, rendah lemak dan kalori sehingga kadar gula darah terkontrol.
  • Rajin berolahraga dan menjaga berat badan ideal
    Studi menunjukkan kalau olahraga teratur (termasuk rajin berjalan kaki) bisa membantu mengontrol kadar gula darah.
  • Mengonsumsi vitamin C
    Vitamin C diketahui dapat mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan efektivitas kerja insulin. Penelitian menyatakan, konsumsi vitamin C 500 mg per hari bersama metformin (obat penderita diabetes) dapat menurunkan kadar gula darah puasa, gula darah 2 jam setelah makan, dan HbA1C[1].
  • Segera berhenti morokok
    Rokok mengandung senyawa nikotin, yang dapat menyebabkan resistensi hormon insulin, dan mengurangi respon pankreas untuk menghasilkan insulin. Saat kadar insulin rendah maka kadar gula darah akan meningkat, dan menyebabkan penyakit DM tipe 2.

Diabetes merupakan penyakit yang menimbulkan beberapa gejala sehingga bila Anda mengalaminya sebaiknya Anda bergegas menjalankan pemeriksaan untuk mengontrol gula darah Anda. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat terjadi pada penderita diabetes:

  1. Intensitas buang air kecil meningkat
  2. Berat badan turun secara drastis tanpa sebab yang jelas
  3. Sering merasa haus
  4. Mudah merasa lelah tanpa kegiatan fisik yang berat
  5. Berat badan meningkat drastis
  6. Luka sulit sembuh
  7. Pandangan kabur atau berbayang

Dalam jangka panjang penyakit diabetes juga berpotensi menimbulkan beberapa komplikasi/gangguan organ pada tubuh hingga kerusakan sistem saraf pada penderitanya.

Referensi jurnal: [1]Juraschek, S.P., Guallar, E., Appel, L.J., Miller, E.R. 3rd. Effects of vitamin C supplementation on blood pressure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Am J Clin Nutr. 2012. 95(5):1079-88